Wednesday, September 21, 2005

Juara Ligina 2005 Sudah Diatur?

Babak 8 besar sudah dilewati, tangga juara Ligina 2005 tinggal selangkah lagi.
Banyak saran dan kritik dalam penyelenggaraan Liga Indonesia, dan herannya koq saran dan kritikan itu "sepertinya" ga ada yang nyantol ke PSSI.
Mulai dari awal kompetisi yang berubah format, dari format satu grup menjadi dua grup yang menimbulkan gonjang-ganjing, gonjang-ganjing akan adanya kepentingan kelompok tertentu yang merasa tidak puas karena tim-tim yang ikut dalam kompetisi jumlahnya sedikit. Alasan mereka, format kompetisi satu grup memakan banyak biaya dan yang lebih menggelikan lagi mereka membandingkan liga Indonesia dengan Liga Brazil.

Tidak masalah dengan format yang berubah-ubah, Liga Brazil contohnya format kompetisi mereka sering berubah-rubah tapi mereka juara dunia 5 kali.

Hmm.. Indonesia gonta-ganti format kompetisi koq ga pernah juara (Sea Games dan Piala Tiger) yah..
Dengan tidak mengecilkan prestasi yang pernah di raih Timnas Junior Indonesia dan beberapa Klub Indonesia yang pernah juara di beberapa turnamen, apakah dengan begitu Liga Indonesia layak diperbandingkan dengan Liga Brazil dalam format-formatan liga.

Menjadi tim tuan rumah... seperti kata pepatah "Tamu adalah raja", hmm.. pepatah ini rasanya seperti dilempar ke tong sampah di Liga Indonesia.. hore.. tepuk tangan donk ...
Intimidasi dan teror tim yang bertandang menjadi hidangan wajib bagi tim tamu. Yang parahnya lagi, tim tamu itu nantinya akan membalas lebih sadis jika bertemu tim tersebut lagi. Gila.. seperti lingkaran setan aja donk.. (padahal kan gua ga pernah liat, lingkaran setan itu seperti apa)

Wasit.. pendukung akan mencaci-maki wasit, jika timnya kalah. Kalo kepimpinannya bagus.. pernah ada ga pujian yang nyampe ke kuping wasit, paling-paling salam tempel yang didapat wasit. Yup .. "salam tempel" you know-lah "salam tempel", tapi ga selamanya salam tempel itu berarti rezeki bagi wasit, salam tempel bisa juga berarti sial. Salam tempel yang didapat wasit bisa juga bikin muka lebam-lebam, salam tempel "sial" itu bisa didapat dari suporter sinting, petinju yang beralih profesi menjadi pemain sepakbola, preman yang kalah taruhan dan orang suruhan dari ... orang suruhan dari siapa kek yang ga suka ama kepemimpinannya dia di pertandingan yang dia pimpin. Denger-denger eh bukan denger-denger deng, yang betul.. baca-baca, wasit terbaik Ligina kompetisi kemaren hadiahnya belum dikasi ke dia yah..

Kasian juga yah jadi wasit di Indonesia.. gaji sering nunggak ... kena caci iya... kena tampol iya..
Ya Tuhan Yang Maha Pengasih lindungi dan berkatilah mereka agar mereka selalu terbebas dari marabahaya, karena mungkin mereka bekerja menjadi wasit adalah untuk menafkahi keluarga mereka yang tercinta. Saya yakin dalam hati mereka, mereka pasti ingin memimpin pertandingan dengan sebaik mungkin. Amin.

Kompetisi yang sudah masuk 8 besar musim ini meningkatkan tensi persaingan bagi tim-tim terlibat didalamnya. Para pelatih berusaha meramu taktik jitu bagi timnya untuk memperoleh hasil yang maksimal. Seiring dengan tensi persaingan yang meningkat, taktik yang jitu dirasa tidak cukup, intrik-intrik mulai bermain.
"...Kontak sana.. kontak sini.. lu urusin wasit yee... kalo tugas si anu panggil kelompok itu aja buat sikat suporter nya si anu.. lu urusin dukun biar cuaca cerah dan gawang nya si doi ga kebobolan .. lu urusin dokter aja biar pemain ga kena flu burung..."

Entah tersiar kabar burung darimana, juara Liga Indonesia 2005 sudah diatur ... tiiiiiiingg .... Gila... ngapain cape-cape bikin liga, kalo begitu caranya. Manajer tim "V" berpendapat terlihat jelas wasit memihak tim "W", keberpihakan itu terlihat nyata, juara Liga Musin ini sudah diatur, kapan bisa majunya sepakbola Indonesia kalo begini caranya. Pemerhati sepakbola nasional si "X" berpendapat, pengunduran diri tim "Y" dari pertandingan tersebut merupakan tragedi besar dalam persepakbolaan nasional.
Bukan aroma euforia kegembiraan yang ada dalam mendekati tangga juara, tetapi aroma busuk yang semakin kental yang tercium ... wah gua harus nonton pake masker nih partai final nanti..

Mudah-mudahan tim yang juara nanti dapat membuktikan kalo gua salah, dan membuktikan tuduhan yang ditujukan kepada timnya adalah tidak benar.

Catatan:
Tulisan ini gua tulis bukan untuk menuduh tim yang juara nanti, tulisan ini gua tulis karena semata-mata gua pecinta sepakbola dan keprihatinan gua terhadap persepakbolaan Indonesia.

No comments: